Ditulis Oleh: Yuanita Anton
Setelah selesai mandi sore, Nolan bergegas berlari keluar rumah. Dia sudah tidak sabar untuk bermain bersama Jezo dengan ditemani Mama.
“Bang Jezo …!” teriak Nolan memanggil nama Jezo, memang Jezo usianya lebih tua dari Nolan, tapi di kompleks perumahan ini tidak banyak anak-anak seumuran Nolan.
“Nolan, Abang punya mainan mobil baru,” katanya sambil menunjukkan mainan mobilnya pada Nolan.
“Bolehkah aku meminjamnya Bang Jezo?” tanya Nolan.
“Ini mainan baruku dan aku belum mau meminjamkannya pada siapa pun,” jawab Jezo.
Nolan merasa sedih mendengar jawaban Jezo, namun Mama selalu punya jawabannya.
“Jika Bang Jezo tidak mau meminjamkan mainannya, tidak apa-apa Nolan. Ayo, kita ambil mobil-mobilanmu yang ada di rumah!” ajak Mama. Nolan bergegas pulang ke rumah dan mencari mainan mobil-mobilan kecilnya. Dia mencari ke sana kemari dengan tidak sabar dan akhirnya Nolan menangis karena tidak menemukan mainannya.
“Aku tak bisa mendapatkan mainan mobilku, Ma,” kata Nolan sambil terus menangis.
“Sabar Nolan, cobalah untuk mengingat dengan baik,” kata Mama. Nolan berusaha mengingat kapan terakhir dia memainkannya sebelum tidur siang tadi.
“Ingat, bersabar jika mendapatkan masalah, karena dengan bersabar membuat kamu dapat berpikiran jernih,” kata Mama.
Nolan kembali berlari ke luar rumah menuju rumah Jezo. Dengan tetap ditemani Mama, Nolan bermain kembali bersama Jezo dengan riang gembira. ***